hello my friends :)

Free Wave Cursors at www.totallyfreecursors.com

Minggu, 01 Juni 2014

Nasib bangsa sesuai kualitas pendidikannya

                           

Peran Pendidik sebagai Ujung Tombak Tumbuh dan Kembalinya rasa Nasionalisme Bangsa

Kurikulum pendidikan di Indonesia sekarang sedang gencar memusatkan  pada pendidikan karakter. Hal ini akan lebih baik dan sangat menguntungkan untuk pendidikan negara kita dimasa mendatang,  karena dengan hal tersebut peserta didik akan memiliki karakternya masing-masinng.  Keprihatinan pemerintah akan karakter anak bangsa sekarang telah menunjukkan kerusakan menjadi faktor utama pemerintah mengadakan kurikulum ini. Menurut mereka fenomena tersebut akan sangat berbahaya bagi kelangsungan perkembangan karakter bangsa. Penurunan  karakter pada generasi muda bangsa Indonesia saat ini telah berimbas pada menurunnya rasa nasionalisme bangsa terhadap negaranya. Kecenderungan tidak mengertinya generasi muda saat ini tentang sulitnya merebut kemerdekaan dari penjajah menjadi penyebab lainnya. Mereka seolah acuh tak acuh akan perjuangan pahlawan dengan tidak memahami hakikat bangsanya sendiri. Salah satu hakikat manusia sebagai makhluk yang berbangsa dan bernegara adalah mencintai bangsa dan negaranya sendiri. Bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia merupakan salah satu contoh ringan dalam upaya bela negara. Bangsa Indonesia yang kaya akan adat dan budaya bangsa yang indah memilih melebur dengan budaya global dan pelan-pelan melupakan budaya sendiri. Padahal Indonesia memiliki kearifan lokal dengan kebhinekaan dan kebesaran nusantaranya yang amat sangat indah bila kita amati. Realita pada zaman sekarang yang semakin menuntut adanya globalisasi telah mengikis rasa cinta tanah air pada sebagian besar masyarakat di Indonesia. Bila diterapkan dengan baik dan benar sebenarnya globalisasi bisa menjadi jalan yang efektif untuk setiap bangsa memperkenalkan identitas dan membanggakan negaranya di kancah internasional. Tetapi inilah bangsa kita. Bangsa yang malah mengagung-agungkan budaya luar dan melupakan budaya bangsa sendiri. Golongan ini seakan menganggap bahwa kedudukan tertinggi adalah mereka yang mampu menjadi konsumen dari produk maupun budaya luar. Disinilah letak penting dan sentralnya peran dunia pendidikan dalam membawa para remaja khususnya dan generasi muda Indonesia pada umumnya untuk menuju ke arah perubahan sosial yang sekaligus bermakna kemajuan sosial dan kemajuan bangasa. Peranan Guru sebagai pendidik untuk berperan mewujudkan, menumbuhkan serta mengembalikan jiwa nasionalisme dan kecintaan peserta didik terhadap negaranya amat sangat diharapkan untuk kemajuan karakter bangsa. Dengan adanya rasa kebanggaan, kecintaan, kepemilikan akan negaranya serta kepedulian terhadap negaranya diharapkan mampu menumbuhkan rasa nasionalisme peserta didik sejak dini guna Indonesia yang lebih baik di masa mendatang.


Peran Pendidik Menumbuhkan Rasa Nasionalisme

Guru sebagai seorang pendidik di sekolah mempunyai peran penting untuk membentuk karakter peserta didik. Melalui figur seorang guru yang dicintai muridnya menjadi jalan yang cukup mudah untuk seorang guru berhasil menanamkan dan menumbuhkan rasa nasionalisme pada diri setiap peserta didik yang diajarnya. Seorang pendidik harus senantiasa dan mampu berperan aktif melalui berbagai upaya yang dapat menggugah kembali semangat nasionalisme pemuda pelajar yang mulai luntur tergerus arus globalisasi. Peran guru dalam proses penyaluran nilai-nilai positif di dalam diri siswa tidak bisa digantikan oleh media pendidikan secanggih apapun. Oleh karena itu, mengembalikan jati diri siswa memerlukan keteladanan yang hanya ditemukan pada pribadi guru.
Berbagai upaya yang dapat ditempuh pendidik dalam menanamkan rasa nasionalisme kepada siswa, antara lain sebagai berikut :
*                 Penguatan peran pendidik dan peserta dengan tetap mengedepankan kualitas agar  terwujudnya peserta didik yang bermoral dan memegang teguh semangat nasionalisme. Penguatan nasionalisme dimulai dengan mengembalikan jati diri seperti menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik (domain kognitif), menanamkan tata nilai (domain afektif), mampu melakukan (domain psikomotor) dan memberikan teladan hidup (living model).
*                 Pendidik harus senantiasa menanamkan sikap mencintai dan bangga terhadap tanah air. Seperti dalam penggunaan bahasa sehari-hari yang baik, serta ikut melestarikan budaya Indonesia diharapkan mampu menumbuhkan rasa bangga dan munculnya semangat nasionalisme pada diri peserta didik.
*                 Senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai luhur agama dan Pancasila di setiap kegiatan pembelajarannya.
*                 Pendidik yang baik harus mampu membentuk karakter pribadi siswa yang tangguh, disiplin, bertanggung jawab, pembinaan mental, fisik, serta disiplin dengan cara penciptaan suasana kegiatan belajar mengajar yang serba tertib, baik di kelas, di lingkungan sekolah, serta tertib pengaturan dan penggunaan waktu (tertib waktu).
*                 Mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri di luar jam pelajaran seperti Bimbingan Konseling untuk mengoptimalkan komunikasi interaktif antara guru, siswa dan orang tua siswa dan Kegiatan Ekstrakulikuler sebagai media untuk menyalurkan minat bakat siswa di luar materi pembelajaran.

Penerapan Nasionalisme dalam Pembelajran terhadap Pancasila

Setiap negara di dunia pasti mempunyai jiwa nasionalismenya masing-masing. Hal yang membedakan nasionalisme antar negara terletak pada falsafah negaranya atau kepribadian bangsa negara tersebut. Untuk di Negara Kesatuan Republik Indonesia nasionalisme yang diterapkan adalah Nasionalisme Pancasila yakni nasionalisme yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Nasionalisme ini mengajarkan
kepada masyarakat Indonesia untuk tidak mengagung-agungkan bangsanya sendiri serta tidak merendahkan bangsa lain.
                 
Pancasila merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk mewujudkan dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga Pancasila dijadikan sebagai dasar pendidikan nasional di Indonesia.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan di Sekolah
a
(Sila Pertama)
:
Pengembangan nilai-nilai agama untuk menciptakan pribadi yang berakhlak mulia.
b
(Sila Kedua)
:
Menanamkan rasa peduli terhadap sesama dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
c
(Sila Ketiga   )
:
Menciptakan rasa persatuan dan kesatuan serta menanamkan sikap lebih mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan.
d
(Sila Keempat)
:
Membiasakan siswa untuk bersikap demokratis dan menghargai pendapat orang lain dalam setiap kegiatan diskusi di kelas.
e
(Sila Kelima)
:
Mengembangkan sikap keadilan baik di kalangan siswa ataupun guru dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Adil dalam memberikan penilaian terhadap siswa sesuai dengan prestasi yang diraih siswa.

Kesimpulan
Penurunan  karakter pada generasi muda bangsa Indonesia saat ini telah berimbas pada menurunnya rasa nasionalisme bangsa terhadap negaranya. . Disinilah letak penting dan sentralnya peran dunia pendidikan dalam membawa para remaja khususnya dan generasi muda Indonesia pada umumnya untuk menuju ke arah perubahan sosial yang sekaligus bermakna kemajuan sosial dan kemajuan bangasa. Peranan Guru sebagai pendidik untuk berperan mewujudkan, menumbuhkan serta mengembalikan jiwa nasionalisme dan kecintaan peserta didik terhadap negaranya amat sangat diharapkan untuk kemajuan karakter bangsa. Dengan adanya rasa kebanggaan, kecintaan, kepemilikan akan negaranya serta kepedulian terhadap negaranya diharapkan mampu menumbuhkan rasa nasionalisme peserta didik sejak dini guna Indonesia yang lebih baik di masa mendatang.

Daftar Pustaka
Rohman, Muhammad. 2012. Kurikulum Berkarakter. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Suyanto. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press.
Koesoema A., Doni. 2007. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi.Grasindo.
Pawiti, Sri. 2012. Bahan Ajar Pengantar Pendidikan.

Sely Setyawati Sekartaji. 2011. Penanaman Rasa Nasionalisme: Menumbuhkan Rasa Nasionalisme(online),(http://penanamanrasanasionalisme.blogspot. com/2011/11/penanaman-rasa-nasionalisme.html, diakses 31 Desember 2012).

0 komentar:

Posting Komentar